PPKn Kelas X Kurikulum Merdeka Bagian 1

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Kelas X Kurikulum Merdeka 

Bagian 1

"PANCASILA"


UNIT 1 

"Menggali Ide Pendiri Bangsa tentang Dasar Negara"

Ide-Ide Pendiri Bangsa tentang Negara Merdeka

Dalam catatan sejarah disebutkan bahwa kekalahan Belanda atas Jepang dalam perang Asia Timur Raya menyebabkan bangsa Indonesia terlepas dari penjajahan Belanda menuju ke penjajahan Jepang. Jepang dapat menguasai wilayah Indonesia setelah Belanda menyerah di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada 8 Maret 1942. Jepang menggunakan sejumlah semboyan, seperti “Jepang Pelindung Asia”, “Jepang Cahaya Asia”, “Jepang Saudara Tua”, untuk menarik simpati bangsa Indonesia. 

Pihak Sekutu (Inggris, Amerika Serikat, dan Belanda) melakukan serangan balasan kepada Jepang. Sekutu berhasil menguasai sejumlah daerah. Mencermati situasi yang semakin terdesak tersebut, pada peringatan Pembangunan Djawa Baroe pada 1 Maret 1945, Jepang mengumumkan rencananya untuk membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPK). Jepang pun mewujudkan janjinya dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan/ BPUPK pada 29 April 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito.

BPUPK sendiri diketuai oleh KRT Radjiman Wedyodiningrat dengan Wakil Ketua Ichibangase Yosio dan Raden Pandji Soeroso. BPUPK ini melaksanakan 2 kali sidang; 
1) 29 Mei-1 Juni 1945 membahas tentang Dasar Negara, 
2) 10-17 Juli 1945 membahas tentang Rancangan Undang-Undang Dasar

Sekurang-kurangnya terdapat tiga pokok bahasan dalam sidang BPUPK berkenaan dengan dasar negara, yaitu: 
1) Apakah Indonesia akan dijadikan sebagai negara kesatuan atau negara federal (bondstaat) atau negara perserikatan (statenbond),
2) Masalah hubungan agama dan negara,
3) Apakah negara akan menjadi republik atau kerajaan.

Usulan dasar negara Indonesia :
 
1. Mohammad Yamin 
    Ia menyampaikan pidato pada 29 Mei 1945
    Usulan dasar negara oleh Mohammad Yamin : 
  1. Peri Kebangsaan 
  2. Peri Kemanusiaan 
  3. Peri Ketuhanan 
  4. Peri Kerakyatan 
  5. Kesejahteraan Rakyat

2. Soepomo 
    Ia menyampaikan pidato pada 31 Mei 1945 
    Usulan dasar negara oleh Soepomo :
  1. Persatuan 
  2. Kekeluargaan 
  3. Keseimbangan Lahir dan Batin 
  4. Musyawarah 
  5. Keadilan Rakyat
3. Ir. Soekarno
    Ia menyampaikan pidato pada 1 Juni 1945 
    Usulan dasar negara oleh Ir. Soekarno :
  1. Kebangsaan Indonesia 
  2. Internasionalisme atau Peri-kemanusiaan 
  3. Mufakat atau Demokrasi
  4. Kesejahteraan Sosial 
  5. Ketuhanan yang Berkebudayaan 



 UNIT 2 

" Penerapan Pancasila dalam Konteks Berbangsa"

1. Ketuhanan yang Maha Esa
Sila pertama Pancasila merefleksikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang percaya kepada Tuhan yang maha esa. sila ini menekankan tentang bagaimana harusnya bersikap dengan adanya perbedaan agama dan keyakinan sehingga kerukunan tetap terjaga.
    
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 
Sila kedua ini memberikan pengertian bahwa setiap bangsa Indonesia dijunjung tinggi, diakui, dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya selaku ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sila kedua menekankan pada kemampuan untuk bersikap terhadap orang lain dan melihat orang lain sebagai individu yang ingin diperlakukan secara adil dan beradab.
    
3. Persatuan Indonesia 
Sila ketiga ini memberikan syarat mutlak kepada setiap bangsa Indonesia untuk menjunjung tinggi persatuan. Melalui sila ini setiap bangsa Indonesia yang beragam ini diminta untuk bersatu padu, kompak tanpa perpecahan untuk bersama-sama memajukan bangsa dan negara Indonesia 

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Sila ini menekankan pada keterlibatan dalam kegiatan musyawarah dan menyikapi perbedaan pendapat. Bahwa segala keputusan di lingkungan masyarakat harus dilakukan dengan penuh hikmat kebijaksanaan melalui mekanisme musyawarah.
             
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila ini bermakna bahwa setiap bangsa Indonesia berada dalam posisi yang setara baik terkait dengan harkat, martabat, hak dan kewajibannya. Sila kelima menekankan pada kemampuan bersikap adil kepada individu lain yang memiliki berbagai latar belakang berbeda baik jenis kelamin, status sosial, status ekonomi, dan hubungan kedekatan.

    



UNIT 3

"Peluang dan Tantangan Penerapan Pancasila"

Ber-Pancasila di Era Media Sosial

Media sosial kerap kali salah gunakan untuk menyebarkan hal-hal negatif seperti penyebaran berita bohong atau hoaks. Selain hoaks, media sosial juga digunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian,
pemikiran intoleransi dan radikalisme. Sejumlah lembaga penelitian telah menunjukkan betapa masifnya penyebaran hoaks, ujaran kebencian, intoleransi dan radikalisme yang dilakukan melalui media sosial. Namun di sisi lain, media sosial juga dapat digunakan untuk menyebarkan sejumlah gagasan dan program yang baik. Aktivitas mengumpulkan dana melalui media sosial yang disebut dengan crowdfunding untuk misi kebaikan seperti membantu pengobatan orang yang sakit, memperbaiki rumah, dan sebagainya, banyak dilakukan.
Kita dapat menyimpulkan bahwa media sosial bermata dua. Satu sisi ia dapat menjadi alat untuk menebar kebaikan, tetapi sisi lain ia juga dapat menjadi alat untuk melakukan pengrusakan sosial.



UNIT 4

"Proyek Gotong Royong Kewarganegaraan"

Konsep Gotong Royong 
Kata gotong royong sendiri berasal dari bahasa Jawa, yaitu gotong dan royong. Gotong artinya pikul atau angkat. Sedangkan royong artinya bersama-sama. Dengan demikian, secara harfiah gotong royong dapat diartikan mengangkat beban secara bersama-sama agar beban menjadi ringan. Koentjaraningrat membagi dua jenis gotong royong yang dikenal oleh masyarakat Indonesia yaitu gotong royong tolong-menolong dan gotong royong kerja bakti.

Makna Gotong Royong 
Gotong royong memiliki makna penting, diantaranaya adalah:
1) Gotong royong dapat merekatkan dan menguatkan solidaritas sosial;
2) Gotong royong dapat melahirkan sikap kebersamaan, saling tolong-menolong, dan menghargai perbedaan               
3) Gotong royong dapat meringankan beban orang lain;
4) Gotong royong mampu mengurangi kesalahpahaman;
5) Gotong royong dapat mencegah terjadinya berbagai konflik; dan
6) Gotong royong dapat meningkatkan rasa kerja sama dan persatuan warga










Disusun oleh:
Nama : Meylani Nur Aisyah 
Sekolah : SMA NEGERI 1 WATES
Kelas : X-7 
Mapel : PPKn
Guru Mapel : Ibu Ida Lailatul Fauziah





   




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PPkn kelas X Kurikulum Merdeka Bagian 2